Cerpen Tunggal
Karya : Filzah Namia Khalilah
Malam ini, saat bulan masih mau menyinari dunia. Saat bulan dengan antusiasnya memantulkan cahaya dari gemerlap gemintang. Sekelabat angin menyibak anak rambut. Menghampiri dengan lembut, memberi ketenangan. Oh, duhai indahnya. Aku duduk di hadapan langit gelap dengan sentuhan-sentuhan Tuhan. Memancarkan keelokan tanpa batas.
Aku duduk termenung di antara baris-baris pagar balkon. Aku letakkan kepalaku di ubin-ubin balkon. Biarkan dingin itu menjalar ke kepalaku, biarkan benakku tentram.
Tadi sore, aku bertengkar dengan teman kelasku. Entah mengapa, sekarang emosiku mudah tersulut bak kertas putih yang dengan mudahnya terbakar jika di bakar oleh korek api. Padahal awalnya, kami baik-baik saja. Namun, ada seselip ucapannya yang membuatku menggerutu, lalu dia lanjutkan menjadi segelintir, dan aku termakan begitu saja. Hingga teriakan melengking yang keluar dari tenggorokan.
……………………………………………………
Reviews
There are no reviews yet.